Jumat, 30 November 2018

Cairan Infus dan rumus tetesan infus

Assalamualaikum Warohmatullohi Wabaraktuh....

oke kawan sekarang mari kita bahas mengenai jenis cairan infus, dan rumus tetesan infus. ini penting dan harus dipahami terutama oleh seorang perawat dan mahasiswa keperawatan. sebelum dimulai jangan lupa kita baca basmallah dulu yaa....biar berkah.

A.  Jenis Cairan Infus
       1.       Jenis Cairan Berdasarkan Osmolaritas Serum
a.    Cairan Hipotonik
1)   Cairan dengan osmolaritas lebih rendah dibandingkan serum (konsentrasi ion Na+ lebih rendah dibanding serum ). 
2)   Fungsi : menurunkan osmolaritas serum, sehingga cairan ditarik dari pembuluh darah keluar ke jaringan, digunakan pada keadaan sel yang dehidrasi
3)   Komplikasi : kolaps kardiovaskuler, peningkatan tekanan intra cranial (TIK)
4)   Contoh : NaCl 45%, Dekstrosa 2,5%.
b.    Cairan Isotonik
1)   Cairan dengan osmolaritasnya mendekati serum, sehingga terus berada pada pembuluh darah
2)   Fungsi : mengembalikan tekanan darah pada pasien yang mengalami syok hipovolemik
3)   Komplikasi : risiko overload, khususnya penderita gagal ginjal dan hipertensi
4)   Contoh : Ringer Laktat, NaCl 0,9%; Asering
c.    Cairan Hipertonik
1)   Cairan dengan osmolaritas lebih tinggi dibandingkan serum, sehingga menarik cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke pembuluh darah
2)   Fungsi : menstabilkan tekanan darah, meningkatkan produksi urine, mengurangi edema (bengkak)
3)   Contoh : Dekstrosa 5%, NaCl 45% hipertonik, Dekstrosa 5% + Ringer Laktat.
       2.       Jenis Cairan Berdasarkan Konsentrasi
a.    Kristaloid
1)   Asering
Cairan untuk mengatasi syok hipovolemik, asidosis, dehidrasi, pasien dengan demam, DBD, luka bakar, syok hemoragik, trauma.
2)   KA-EN 1B
Cairan awal yang diberikan bila status elektrolit belum diketahui pada kasus emergensi, < 24 jam pascaoperasi, dan bayi premature.
3)   KA-EN 3A & 3B

Cairan rumatan untuk memenuhi kebutuhan harian cairan dan elektrolit tubuh dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti eksresi harian, digunakan pada keadaan asupan oral terbatas.
4)   KA-EN MG3
Cairan rumatan untuk memenuhi kebutuhan harian cairan dan elektrolit tubuh dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti eksresi harian, digunakan pada pasien pascaoperasi (<24-48 jam).
5)   KA-EN 4A
Cairan rumatan untuk bayi dan anak tanpa kandungan kalium, sehingga dapat diberikan pada pasien dengan berbagai kadar konsentrasi kalium.
b.    Koloid
1)   Albumin
Merupakan jenis cairan yang digunakan sebagai terapi cairan pada kejadian hipoproteinemia (yang disebabkan oleh penurunan produksi maupun oleh peningkatan destruksi/kehilangan albumin). Dimana kejadian hipoproteinemia dapat membahayakan penderita akibat terjadinya gangguan keseimbangan cairan/tekanan onkotik dan rangkaian penyakit/kelainan yang ditimbulkan. Beberapa kasus membutuhkan perhatian khusus sebelum diberikan albumin (dosis dan algoritma pemberian) seperti sepsis, multitrauma, gangguan peredaran darah otak, ekslampsia, pancreatitis akut, sindroma nefrotik, gangguan hati dan ginjal.
2)   Gelofusin
Merupakan jenis cairan koloid yang diindikasikan pada pasien-pasien perioperatif, pasien dengan luka bakar, pasien dengan trauma, pasien dengan DSS atau re-syok, maupun sebagai pengganti plasma sebelum transfuse darah tersedia.

B.  Rumus Tetesan Infus
       1.       Rumus Biasa
20 tetes/menit infus makro = 1 cc = 1 ml
60 tetes/menit infus mikro = 1 cc = 1 ml
Jadi perbandingan makro:mikro adalah 20:60 = 1: 3 artinya satu tetes makro sama sama dengan tiga tetes mikro.
Rumus : 
Jumlah Tetesan Infus per menit = Jumlah Cairan (Kolf) x Faktor tetes/ lamanya waktu x 60
Faktor tetes dewasa/makro set = 20
Faktor tetes anak-anak/pediatric set = 60
Faktor tetes blood set = 15
Contoh Soal :
Seorang pasien membutuhkan 500 cc IVFD RL dalam waktu 8 jam. Berapakah jumlah tetesan per menitnya untuk dewasa dan anak-anak?
Jawab :
a.  Dewasa
Jumlah Tetesan Infus per menit = Jumlah Cairan (Kolf) x Faktor tetes/ lamanya waktu x 60
                                                   = 500 x 20/ 8 x 60
                                                   = 1.000/480
                                                   = 20,83/ 21 tetes per menit
b. Anak
Jumlah Tetesan Infus per menit = Jumlah Cairan (Kolf) x Faktor tetes/ lamanya waktu x 60
                                                   = 500 x 60/ 8 x 60
                                                   = 3.000/480
                                                   = 62,5/ 62 tetes per menit
       2.       Cara Cepat
a.    Daftar Tetesan Infus Berdasarkan Waktu Pemberian
Waktu
Tetesan
21 jam
8
16 jam
10
14 jam
12
12 jam
14
10 jam
16
9 jam
18
8 jam
20
7 jam
24
6 jam
28
5 jam
33

b.    Cara Pengalian “Angka 7”
     Jumlah Tetesan Infus per menit = Jumlah Cairan (Kolf) x 7
Contoh Soal :

Berapa tetesan infuse 1.000 cc IVFD NaCl dalam 24 jam?
Jawab : 2 x 7 = 14 tetes/menit
* 2 adalah hasil pembagian 1.000 cc : 500 cc ( 1 kolf).

Download disni

Senin, 26 Maret 2018

PENATALAKSANAAN KEGAWATDARURATAN NYERI AKUT ABDOMEN DI IGD



    Assalamualaikum Wr Wb. 
   Saya dapat materi bagus nich terkait penatalaksanaan kegawatdaruratan nyeri akut abdomen di IGD. Semoga bermanfaat ya.....membacanya harus fokus ya. oke....siappppp..jangan lupa berdoa dulu biar ada yang nyangkut ilmunya hehehe aamiin.....
1.  Pendahuluan
Nyeri akut abdomen paling sering terjadi akibat kelainan di saluran gastrointestinal (GI) dan saluran genitourius.
  2.  Jenis-jenis nyeri
a.    Nyeri viseral – Appendisitis Akut: Nyeri Periumbilikus (sulit dilokalisir)
b.    Nyeri somatik – Peritonitis:Nyeri kuadran kanan bawah
c.     Nyeri alih (Reffered Pain) – Infark Miokard Akut: Nyeri Epigastrik
  3.  Tatalaksana Kegawatdaruratan
a.    Penilaian Cepat
·      Lakukan pemeriksaan singkat (AVPU)
·      Periksa tanda vital, nilai perfusi perifer.
·      Periksa abdomen: Aneurisme aorta? Tanda akut abdomen?
·      RT (sesuai Indikasi): Feses? Darah?
·      Anamnesis (secara simultan)
b.    Stabilisasi
·      Resusitasi (bila hemodinamik tidak stabil)
·      Pasang oksigen
·      Pasang jalur intravena – cairan kristaloid (RL): pilihan cairan pertama – Transfusi darah: ruptur aneurisme aorta, ruptur hepar, pankreatitis hemoragik, perdarahan aktif, anemia berat – Platelet atau faktor pembukaan dipertimbangkan pada kelainan hati, limpa, atau faal koagulasi
c.     Monitoring
·      Pasang Monitor irama jantung
·      Monitor saturasi O2
·      USG Abdomen: Cito!!!
·       Indikasi Laparotomi: Konsul Bedah – Pasien tetap syok post-resusitasi – Hipotensi refrakter tanpa tanda perdarahan GI – Peritonitis: Defans Muskular (+)
  4.  Penatalaksanaan Setelah Kondisi Stabil
a.    Anamnesis
·      Usia pasien
·      Munculnya nyeri: tiba-tiba, berangsur-angsur
·      Sifat nyeri: sangat nyeri (severe), sulit dilokalisasi, intermiten (hilang timbul)
·      Lokasi nyeri: terlokalisasi, menjalar, difus
·      Demam
·      Anoreksia (mual-muntah)
·      Riwayat nyeri serupa sebelumnya
·      Riwayat operasi abdomen
·      Riwayat penyakit (keganasan, divertikulosis, pankreatitis, penyakit ginjal, batu empedu, inflammatory bowel disease, penyakit katup jantung, hipetensi,fibrilasi atrium)
·      Konsumsi alkohol atau obat-obatan (antibiotik, steroid)
·      Kemungkinan kehamilan
b.    Pemeriksaan Fisik
·      Tanda-tanda vital
·      Pemeriksaan abdomen
·      Pemeriksaan pelvis dan genitalia
·      Colok dubur: periksa kemungkinan perdarahan saluran cerna (occult bood)
·      Inpeksi: skafoid (perforasi); peristalsis dan distensi (obstruksi mekanik)
·      Auskultasi: bising usus menghilang (peritonitis difus); high-pitched (obstruksi usus halus)
·      Palpasi :
ü Spasme otot abdormen
ü Distensi dan nyeri tekan kandung empedu (kolesistitis akut)
ü Massa kuadran kanan bawah dengan nyeri tekan (appendisitis akut)
ü Perforasi aneurisme abdormen
ü Cincin hernia.
·      Perkusi: nyeri ketok kostovertebra (pielonefritis)








  5.  Pemeriksaan Penunjang
a.    Laboratorium
·      Darah lengkap, Urinalisis
·      Serum amilase dan lipase (Kecurigaan Pankreatitis Akut)
·      Tes kehamilan
·      Serum Elektrolit
·      Renal Function Test: Ureum (BUN), kreatinin
·      Liver Function Test: AST/ALT
b.    EKG
·      Indikasi: Nyeri epigastrium, Nyeri Abdomen Atas (Unknown), curiga Iskemia Jantung

·      Waspadai Gambaran: ST Elevasi, T inversi, LBBB (new)
c.    Radiologi
·      Foto Polos Abdomen: Perforasi, Ileus obstruksi
·      USG Abdomen: Kolelitiasis, Nefrolitiasis
  6.  Terapi
a.    Terapi Simptomatik
·      Anti-Nyeri: – Antrain (10 mg/kgBB) – Parasetamol (10 mg/kgBB)
·      Anti-muntah – Ondansetron: 4-8 mg/kali
·      Penghambat Asam Lambung – Ranitidin: 1 mg/kgBB/kali – Omeprazole: 20-40 mg/kali
·      Antibiotik – Kecurigaan infeksi intra-abdomen – Ceftriaxone 500 mg-1 gram IV – Meropenem 1 gram IV
·      NG Tube – Dipasang pada kecurigaan Ileus Obstruktif – Perdarahan Gastrointestinal (+)
b.    Terapi Definitif (sesuai dengan diagnosis definitive).





Kamis, 11 Januari 2018

SOAL KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarakatuh....
Zaman Now.... untuk teman-teman mahasiswa keperawatan dihadapkan dengan Uji Kompetensi untuk mendapatkan STR, mudah-mudahan soal ini bisa membantu teman-teman ya.....
Ada istilah Tak Kenal Maka Ta'aruf.........caranya dengan sering latihan mengerjakan soal-soal.
Oke Teman-teman kita mulai ya, jangan lupa baca BASMALLAH dulu ya.
1.       Seorang laki-laki berusia 50 tahun, korban masal bencana gempa bumi di kaki gunung galunggung, ditemukan bersama korban lainnya. Terdapat luka terbuka pada pelipis sebelah kanan dan memegangi tangannya sebelah kiri. Saat dipanggil-panggil korban masih bisa berjalan untuk mendekat ke arah petugas yang berada dilokasi aman (collecting area). Frekuensi nafas 24x/menit, CRT 2 detik, frekuensi nadi 72x/menit.
      Apakah label yang diberikan untuk pasien tersebut?
a.     Putih
b.    Hijau
c.     Hitam
d.    Merah
e.     Kuning
2.       Seorang wanita diperkirakan berusia 30 tahun, korban kecelakaan lalu lintas tabrakan beruntun di daerah Gentong. Terdapat perdarahan pada hidung dan telinga. Saat dipanggil dengan perintah sederhana korban tidak berespon, ditemukan kondisi pernapasan tidak ada, (tidak bernapas) setelah dilakukan tindakan buka jalan napas dengan teknik jaw trust tetap tidak bernapas, nadi radial tidak teraba, CRT 4-5 detik
      Apakah label yang diberikan untuk pasien tersebut?
a.     Putih
b.    Hijau
c.     Hitam
d.    Merah
e.     Kuning
3.       Seorang laki-laki berusia 40 tahun korban bencana longsor di Salawu, Tasikmalaya. Korban diam saja saat dipanggil dan diperintah dengan perintah sederhana. Saat diperiksa ditemukan pernapasan tidak ada, (tidak bernapas), terdapat fraktur terbuka 1/3 distal pada tulang ulna, terdapat perdarahan sekitar tangan dan kaki, selanjutnya dilakukan tindakan buka jalan napas dengan teknik head tilt chin lift, korban dapat bernapas 40x/menit, CRT >3-4 kali/menit dan nadi radial tidak teraba.
      Apakah label yang diberikan untuk pasien tersebut?
a.     Putih
b.    Hijau
c.     Hitam
d.    Merah
e.     Kuning
4.       Seorang laki-laki berusia 19 tahun korban kecelakaan lalu lintas tabrakan beruntun di daerah Nagreg. Saat diperiksa ditemukan kondisi korban mengalami luka pada bahu sebelah kanan dan terdapat jejas sekitar punggung sampai perut. Korban dapat bernapas 28x/menit, nadi radial teraba, CRT 3-4 detik, korban dapat berespon ketika diminta mengangkat tangannya yang mengalami perdarahan dan mengangguk ketika diminta untuk tetap tenang.
      Apakah label yang diberikan untuk pasien tersebut?
a.     Putih
b.    Hijau
c.     Hitam
d.    Merah
e.     Kuning
5.       Seorang laki-laki berusia 60 tahun korban kecelakaan lalu lintas tabrakan beruntun di daerah Malangbong Garut. Tidak berespon ketika diminta untuk berjalan. Saat diperiksa ditemukan kondisi korban bernapas 20x/menit, nadi radial teraba, CRT < 2 detik. Saat diminta untuk menggenggam tangannya, korban tidak dapat melakukannya, kesadaran tidak dapat berespon pada panggilan/ perintah sederhana.
Apakah label yang diberikan untuk pasien tersebut?
a.     Putih
b.    Hijau
c.     Hitam
d.    Merah
e.     Kuning
6.       Seorang anak laki-laki  berusia 6 tahun datang ke IGD diantar oleh orangtuanya dengan riwayat jatuh dari tangga, tampak luka lecet di leher, luka terbuka di kepala frontalis, otorhoe, rinorhoe, pasien tidak sadarkan diri. Nadi karotis teraba, pada pemeriksaan airway ditemukan suara nafas snoring.
Apakah tindakan untuk membebaskan jalan nafas pada pasien tersebut?
a.     Melakukan suctioning
b.    Memasang collar neck
c.     Memasang oro pharingeal air way
d.    Melakukan cross finger dan finger sweep
e.     Membebaskan jalan nafas dengan Head tilt
7.       Seorang perempuan ber usia 20 tahun datang ke IGD diantar dengan menggunakan mobil bak terbuka dengan riwayat kecelakan lalulintas motor vs tiang listrik, tidak menggunakan helm pada saat kejadian. tampak luka di muka, luka terbuka dikepala frontalis, otorhoe, rinorhoe, pasien tidak sadarkan diri. Nadi Karotis teraba, pada pemeriksaan airway ditemukan suara nafas gurgling.
Apakah tindakan untuk membebaskan jalan nafas pada pasien tersebut?
a.     Melakukan suctioning
b.    Memasang collar neck
c.     Memasang oro pharingeal air way
d.    Melakukan cross finger dan finger sweep
e.     Membebaskan jalan nafas dengan Head tilt
8.       Seorang perempuan berusia 35 tahun mengalami kecelakaan, kemudian dibawa ke UGD oleh keluarganya. Hasil pemeriksaan didapatkan tingkat kesadaran somnolen, suara napas gurgling, TD 100/80 mmhg, frekuensi nadi 90x/menit, frekuensi napas 28x/menit. Perawat melakukan tindakan suction. Berapa lama tindakan pengisapan pada saat melakukan suction pada pasien tersebut?
a.     3 detik
b.    5 detik
c.     10 detik
d.    15 detik
e.     20 detik
9.       Seorang anak perempuan berusia 5 tahun mengalami kecelakaan, kemudian dibawa ke UGD oleh keluarganya. Hasil pemeriksaan didapatkan tingkat kesadaran somnolen, suara napas gurgling, TD 100/80 mmhg, frekuensi nadi 120x/menit, frekuensi napas 48x/menit. Perawat melakukan tindakan suction. Berapa lama tindakan pengisapan pada saat melakukan suction pada pasien tersebut?
a.     3 detik
b.    5 detik
c.     10 detik
d.    15 detik
e.     20 detik
10.     Seorang bayi perempuan berusia 5 bulan mengalami kecelakaan, kemudian dibawa ke UGD oleh keluarganya. Hasil pemeriksaan didapatkan tingkat kesadaran somnolen, suara napas gurgling, TD 100/80 mmhg, frekuensi nadi 150x/menit, frekuensi napas 58x/menit. Perawat melakukan tindakan suction. Berapa lama tindakan pengisapan pada saat melakukan suction pada pasien tersebut?
a.     3 detik
b.    5 detik
c.     10 detik
d.    15 detik
e.     20 detik
11.     Seorang laki-laki berusia 25 tahun mengalami kecelakaan tunggal terjatuh dari motornya, korban dalam kondisi tidak sadarkan diri, helm terlepas dari kepala korban,terdapat jejas di leher, terdapat luka terbuka di area temporal, dan tulang radius ulna tampak menonjol dengan perdarahan cukup aktif.
Apakah tindakan utama pada pasien tersebut?
a.     Memasang neck kollar
b.    Memasang infuse 2 line
c.     Membebaskan jalan napas
d.    Menghentikan perdarahan
e.     Memberikan oksigen tambahan
12.     Seorang perempuan berusia 30 tahun dibawa ke UGD karena terserempet mobil. Hasil pemeriksaan tampak luka dikepala, pasien tampak meringis kesakitan. TD 120/70 mmHg, frekuensi nadi 98x/mnt, frekuensi napas 28x/mnt, suhu 37,80 C. Napas pasien cepat dan dangkal, Terpasang pulse oksimetri dengan saturasi oksigen 96.
Manakah pemberian oksigen yang tepat pada pasien tersebut?
a.     Binasal kanul 4 liter/menit
b.    Simple mask 6 liter/ menit
c.     Bag Valve Mask 12 liter/menit
d.    Rebreathing mask 8 liter/menit
e.     Non Rebreathing Mask 10 liter/menit
13.     Seorang perempuan berusia 30 tahun dibawa ke UGD dengan penurunan kesadaran 3 jam setelah tabrakan bermotor kecepatan tinggi. Hasil pemeriksaan tampak luka dikepala, perdarahan di telinga, perdarahan di hidung, lebam di kelopak mata. TD 120/70 mmHg, frekuensi nadi 98x/mnt, frekuensi napas 32x/mnt, suhu 37,80 C. Napas pasien cepat dan dangkal, Terpasang pulse oksimetri dengan saturasi oksigen 92.
Manakah pemberian oksigen yang tepat pada pasien tersebut?
a.     Binasal kanul 4 liter/menit
b.    Simple mask 6 liter/ menit
c.     Bag Valve Mask 12 liter/menit
d.    Rebreathing mask 8 liter/menit
e.     Non Rebreathing Mask 10 liter/menit
14.     Seorang perempuan berusia 30 tahun dibawa ke UGD dengan penurunan kesadaran 3 jam setelah tabrakan bermotor kecepatan tinggi. Hasil pemeriksaan tampak luka dikepala, perdarahan di telinga, perdarahan di hidung, lebam di kelopak mata. Penderita masih membuka mata dengan rangsangan nyeri dan dapat melokalisasi nyeri yang diberikan respon verbal mengerang tak berarti. TD 120/70 mmHg, frekuensi nadi 98x/mnt, frekuensi napas 25x/mnt. Berapakah nilai GCS pasien tersebut ?
a.     6
b.    7
c.     8
d.    9
e.     10
15.     Seorang laki-laki  berusia  30 tahun dibawa ke UGD dengan riwayat tabrakan bermotor dengan mobil kecepatan tinggi. Hasil pemeriksaan tampak luka dikepala, perdarahan di telinga, perdarahan di hidung, lebam di kelopak mata. Penderita tidak membuka mata dengan rangsangan nyeri dan ekstensi abnormal respon verbal tidak ada. TD 170/70 mmHg, frekuensi nadi 114x/mnt, frekuensi napas 35x/mnt. Berapakah nilai GCS pasien tersebut ?
a.     2
b.    3
c.     4
d.    5
e.     6
 
KUNCI JAWABAN:
       1.       B
       2.       C
       3.       D
       4.       E
       5.       D
       6.       C
       7.       A
       8.       D
       9.       B
     10.     A
     11.     A
     12.     A
     13.     B
     14.     D
     15.     D

     

LATIHAN SOAL KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

Bismillah Assalaamualaikum Warohmatullohi Wabarakatuh. Jadi Ingat Peribahasa dari Bahasa Sunda yang bunyinya "Cikaracak Ninggang Batu L...