Isolasi rumah atau perawatan di rumah dilakukan
terhadap orang yang bergejala ringan seperti orang dalam pemantauan dan kontak
erat risiko tinggi yang bergejala dengan tetap memperhatikan kemungkinan
terjadinya perburukan. Pertimbangan tersebut mempertimbangan kondisi klinis dan
keamanan lingkungan pasien. Pertimbangan lokasi dapat dilakukan di rumah,
fasilitas umum, atau alat angkut dengan mempertimbangkan kondisi dan situasi
setempat.
Penting untuk memastikan bahwa lingkungan tempat
pemantauan kondusif untuk memenuhi kebutuhan fisik, mental, dan medis yang
diperlukan orang tersebut. Idealnya, satu atau lebih fasilitas umum yang dapat
digunakan untuk pemantauan harus diidentifikasi dan dievaluasi sebagai salah
satu elemen kesiapsiagaan menghadapi COVID-19. Evaluasi harus dilakukan oleh
pejabat atau petugas kesehatan masyarakat.
Selama proses pemantauan, pasien harus selalu proaktif
berkomunikasi dengan petugas kesehatan. Petugas kesehatan yang melakukan
pemantauan menggunakan APD minimal berupa masker. Berikut rekomendasi prosedur
pencegahan dan pengendalian infeksi untuk isolasi di rumah:
1. Tempatkan pasien/orang dalam ruangan tersendiri
yang memiliki ventilasi yang baik (memiliki jendela terbuka, atau pintu
terbuka)
2. Batasi pergerakan dan minimalkan berbagi ruangan
yang sama. Pastikan ruangan bersama (seperti dapur, kamar mandi) memiliki
ventilasi yang baik.
3. Anggota keluarga yang lain sebaiknya tidur di
kamar yang berbeda, dan jika tidak memungkinkan maka jaga jarak minimal 1 meter
dari pasien (tidur di tempat tidur berbeda)
4. Batasi jumlah orang yang merawat pasien.
Idelanya satu orang yang benar-benar sehat tanpa memiliki gangguan kesehatan
lain atau gangguan kekebalan. Pengunjung/penjenguk tidak diizinkan sampai
pasien benar-benar sehat dan tidak bergejala.
5. Lakukan hand hygiene (cuci tangan) segera setiap
ada kontak dengan pasien atau lingkungan pasien. Lakukan cuci tangan sebelum
dan setelah menyiapkan makanan, sebelum makan, setelah dari kamar mandi, dan
kapanpun tangan kelihatan kotor. Jika tangan tidak tampak kotor dapat
menggunakan hand sanitizer, dan untuk tangan yang kelihatan kotor menggunakan
air dan sabun.
6.
Jika mencuci tangan menggunakan air dan sabun,
handuk kertas sekali pakai direkomendasikan. Jika tidak tersedia bisa
menggunakan handuk bersih dan segera ganti jika sudah basah.
7. Untuk mencegah penularan melalui droplet, masker
bedah (masker datar) diberikan kepada pasien untuk dipakai sesering mungkin.
8.
Orang yang memberikan perawatan sebaiknya
menggunakan masker bedah terutama jika berada dalam satu ruangan dengan pasien.
Masker tidak boleh dipegang selama digunakan.Jika masker kotor atau basah
segera ganti dengan yang baru. Buang masker dengan cara yang benar (jangan
disentuh bagian depan, tapi mulai dari bagian belakang). Buang segera dan
segera cuci tangan.
9. Hindari kontak langsung dengan cairan tubuh
terutama cairan mulut atau pernapasan (dahak, ingus dll) dan tinja. Gunakan
sarung tangan dan masker jika harus memberikan perawatan mulut atau saluran
nafas dan ketika memegang tinja, air kencing dan kotoran lain. Cuci tangan
sebelum dan sesudah membuang sarung tangan dan masker.
10.
Jangan gunakan masker atau sarung tangan yang
telah terpakai.
11.
Sediakan sprei dan alat makan khusus untuk
pasien (cuci dengan sabun dan air setelah dipakai dan dapat digunakan kembali)
12. Bersihkan permukaan di sekitar pasien termasuk
toilet dan kamar mandi secara teratur. Sabun atau detergen rumah tangga dapat
digunakan, kemudian larutan NaOCl 0.5% (setara dengan 1 bagian larutan pemutih
dan 9 bagian air).
13. Bersihkan pakaian pasien, sprei, handuk dll
menggunakan sabun cuci rumah tangga dan air atau menggunakan mesin cuci denga
suhu air 60-90C dengan detergen dan keringkan. Tempatkan pada kantong khusus
dan jangan digoyang-goyang, dan hindari kontak langsung kulit dan pakaian
dengan bahan-bahan yang terkontaminasi.
14. Sarung tangan dan apron plastic sebaiknya
digunakan saat membersihkan permukaan pasien, baju, atau bahan-bahan lain yang
terkena cairan tubuh pasien. Sarung tangan (yang bukan sekali pakai) dapat
digunakan kembali setelah dicuci menggunakan sabun dan air dan didekontaminasi
dengan larutan NaOCl 0.5%. Cuci tangan sebelum dan setelah menggunakan sarung
tangan
15. Sarung tangan, masker dan bahan-bahan sisa lain
selama perawatan harus dibuang di tempat sampah di dalam ruangan pasien yang
kemudian ditutup rapat sebelum dibuang sebagai kotoran infeksius.
16. Hindari kontak dengan barang-barang
terkontaminasi lainya seperti sikat gigi, alat makan-minum, handuk, pakaian dan
sprei)
17.
Ketika petugas kesehatan memberikan pelayanan
kesehatan rumah, maka selalu perhatikan APD dan ikut rekomendasi pencegahan
penularan penyakit melalui droplet
Tidak ada komentar:
Posting Komentar