Beberapa catatan yang paling dasar yang mesti dipahami dahulu sebelum membaca EKG yaitu:
- Grafik EKG dibentuk oleh gelombang listrik yang mengalir melalui serabut syaraf khusus yang ada pada jantung.
- Listrik tersebut dibentuk oleh Nodus Sinuatria sebagai sumber primer dan nodus atrioventrikular sebagai cadangan listrik sekunder. tetapi listrik jantung ini dapat pula dibentuk oleh bagian lain dari jantung.
- Gelombang P dibentuk oleh aliran listrik yang berasal dari nodus SA di atrium sedangkan kompleks QRS terbentuk oleh aliran listrik di ventrikel. sedangkan PR interval terbentuk ketika aliran listrik tersebut melewati bundle His. gelombang T terbentuk ketika terjadi repolarisasi jantung.
- Arah aliran listrik ini mengarah ke apex jantung dan sejajar sumbu jantung (lihat gambar dibawah).
- Setiap lead memandang aliran listrik jantung dari sudut pandang yang berbeda. Maka untuk mengatahui letak kelainan, perlu diperhatikan lead mana yang mengalami kelainan dan dari sudut pandang mana lead tersebut melihat jantung. lead dada melihat jantung dari sudut pandang horizontal, hal ini bisa dilihat dari tabel di bawah ini:
- Sebagai contoh: lead II melihat/mengintip jantung dari sudut pandang apex jantung.
- Setiap aliran listrik tersebut menuju ke arah sudut pandang tempat melihat EKG, maka pada lead tersebut harus positif. Sebagai contoh adalah lead II yang melihat jantung dari sudut pandang di sekitar apex. Maka normalnya lead ini harus positif.
- Karena otot jantung kiri lebih besar dari otot jantung kanan, maka yang terekam dominan pada EKG adalah bagian jantung kiri.
INTERPRESTASI EKG
Contoh :
EKG: Irama sinus, reguler, HR:93 x/menit, Axis ke kiri, Gelombang P normal, PR interval < 0,2 detik, QRS kompleks < 0,12 s, ST-T change (-), R di V5/6 + S di V1 < 35, R/S di V1 < 1.
Kesan; Normal EKG
Pola Interprestasi EKG :
- Lihat apakah EKG tersebut berirama sinus atau tidak. Irama sinus memiliki ciri sebagai berikut:
- Berasal dari SA node
- Karena adanya gel P tapi belum tentu berasal dari SA node. Jadi anda harus bandingkan di dalam satu lead harus mempunyai bentuk gel P yang sama.
- Selalu ada satu gelombang P yang diikuti oleh satu komplek QRS dan satu gelombang T
- Lihat irama yang terbentuk. Apakah reguler atau aritmia/disritmia. Caranya adalah memperhatikan gelombang R. Jarak antar gelombang R atau R-R harus sama. Atau jarak gelombang P/P-P harus sama untuk sebuah EKG yang normal.
- Lihat Heart Rate (HR). kalau irama reguler maka ada 2 rumus,yaitu:
- 300/jmlh kotak besar dari R-R'
- 1500/jmll kotak kecil dari R-R'
Normalnya HR : 60-100x/menit
< 60x/menit disebut bradikardi
>100x/menit disebut takikardi
- Lihat Axis.(lihat R-S di Lead I dan AvF)
Untuk menentukan axis caranya adalah:
- Titik tengah merupakan titik 0.
- Lihat lead I. Kurangi kotak untuk gelombang R dengan kotak untuk gelombang S jika hasilnya positif letakkan di lead I mengarah ke lead I, jika negatif arahkan sebaliknya.
- Dengan pola yang sama tarik garis pada lead aVF.
- Hasil Cotangen dari lead tersebut adalah arah axis.
- Batas Normal sumbu jantung berada antara -300 sampai +900. Jika lebih besar dari -300 maka deviasi ke kiri, dan jika lebih besar dari +900 maka sumbu jantung deviasi ke kanan.
- 5. Lihat gelombang P, adakah kelainan dari gelombang P. Lihat pula bentuknya apakah P mitral atau P pulmonal. (kelainan akan dijabarkan tersendiri
- 6. Hitung PR interval. Normalnya PR interval bernilai kurang dari 0,2 second. Jika PR interval memanjang curiga sebagai suatu block jantung. (satu kotak kecil bernilai 0,04 second). Tentang tipe dari blok jantung akan dijabarkan tersendiri)
- 7. Hitung dan lihat bentuk QRS kompleks. Adanya kelainan kompleks QRS menunjukkan adanya kelainan pada ventrikel (bisa suatu block saraf jantung atau kelainan lainnya) karena komplek ini dibentuk oleh aliran listrik jantung di daerah ventrikel. (Beberapa kelainan akan dijabarkan tersendiri)
- 8. Lihat apakah ada perubahan pada segmen ST dan gelombang T. (kelainannya akan dijabarkan tersendiri)
- 9. Hitung jumlah kotak R di V5 atau V6 kemudian tambahkan dengan jumlah kotak S yang ada di V1. Normalnya akan bernilai dibawah 35. Jika > 35 maka bisa dianggap suatu LVH. Hati-hati, terkadang voltase tidak mencapai 10mV. Maka harus dikonversi dulu ke 10 mV (contoh: pada EKG tertulis 5 mV maka, untuk menjadi 10 mV, kotak tersebut harus dikalikan 2)
- 10. Hitung jumlah kotak gelombang R di V5 atau V6 kemudian dibagi dibagi dengan jumlah kotak S di V5 atau V6 tersebut. (untuk yang ini tidak diperlukan konversi). Normalnya kurang dari 1. Jika lebih, maka dicurigai suatu RVH.
Normalnya:
- Tinggi tidak lebih dari 3 kotak kecil
- Lebar tidak lebihb dari 3 kotak kecil
- Positif kecuali di aVR
- Gelombang simetris
- Pulmonal / Runcing: R
- Mitral / berlekuk lebar: LAH
- awal gelombang P sampai awal gelombang Q
- normalnya 0,12-0,2 second/ 3-5 kotak kecil
- Jika memanjang berarti ada block jantung karena interval ini terbentuk saat aliran listrik jantung melewati berkas HIS.
Normal:
- Lebar kurang dari 0,04 second
- Tinggi < 1/3 tinggi R
- Panjang gelombang Q > 1/3 R
- Ada QS pattern dengan gelombang R tidak ada.
- Adanya gelombang Q patologis ini menunjukkan adanya Old Miocard infark (OMI). Bila gelombang ini belum ada (tetapi sudah ada ST depresi) berarti iskemik belum lama terjadi (< 12 jam), masih ada KEMUNGKINAN diselamatkan.
- Lebar jika aliran listrik berasal dari ventrikel atau terjadi blok cabang berkas
- Normal R/S =1 di lead V3 dan V4
- Rotasi menurut arah jarum jam menunjukkan penyakit paru kronik. Artinya gelombang QRS menjadi berbalik. Yang tadinya harus positif di V5 + V6 dan negatif di V1 dan V2 maka sekarang terjadi sebaliknya.
Normalnya:
- Isoelektrik
- Di V1-V6 bisa naik 2 kotak kecil atau turun 0,05 kotak kecil.
- Elevasi: AMI atau perikarditis
- Depresi: Iskemia atau terjadi setelah pemakaian digoksin
Gelombang T
Normal
- Sama dengan gelombang P
- Dapat positif di lead I, II, V3-V6 dan negatif di VR
- Runcing: Hiperkalemia
- Tinggi lebih dari 2/3 R dan datar: Hipokalemia
- Inversi: bisa normal (di lead III, VR, V1, V2 dan V3 (pada orang kulit hitam) atau iskemia, infark, RVH dan LVH, emboli paru, Sindrom WPW, dan Block cabang berkas.
- Derajat 1:
- satu gel P: satu Kompleks QRS interval PR > 0,2 Second.
- Derajat 2:
- Weckenbach: PR interval awalnya noramal dan makin lama makin panjang lalu tidak ada gelombang P, kemudian siklus berlanjut lagi.
- Mobitz 2: P timbul kadang-kadang
- Derajat 3 (total):
- QRS lebar, Frekuensi QRS < 50 kali/menit.
- P dan QRS tidak berhubungan.
- RBBB:
- QRS > 0,12 second,
- pola RSR’.
- R’ dominan di V1.
- LBBB:
- QRS > 0,12 second
- Pola M di lead V6
- Bifascular: Hemiblok anterior kiri (Axis kiri dengan S dalam pada sadapan II dan III) ditambah RBBB
Beberapa gambaran di bawah ini sangat khas pada kelainan irama . Contohnya adalah sebagai berikut:
- Ventrikular takikardi
- Ventrikular ekstrasistol
Suatu kelainan tidak akan bermakna jika ditemukan di satu lead saja. Berikut daftar lead yang mengalami kelainan dan tempat suspect kelainan tersebut:
- II, III, aVF : inferior
- V1-V2: septal
- V3-V4: anterior
- I, aVL, V5-V6: lateral