Sumbatan jalan napas merupakan gangguan pada jalan
napas yang dapat diatasi namun jarang terjadi dan berpotensi menimbulkan
kematian bila tidak mendapatkan penatalaksanaan yang benar. Orang yang tidak
sadarkan diri mudah mengalami sumbatan jalan napas, baik yang disebabkan oleh
lidah ataupun benda asing. Penatalaksanaan yang baik merupakan kunci untuk
mencegah kematian akibat sumbatan jalan napas. Kasus sumbatan jalan napas pada
dewasa umumnya terjadi pada saat makan. Sedangkan pada bayi atau anak, keadaan
tersebut terjadi pada saat makan atau sedang bermain walaupun sudah diawasi
oleh orang tua atau pengasuh anak.
1. Pengenalan sumbatan jalan napas oleh benda
asing pada dewasa
Karena pengenalan sumbatan jalan napas akibat benda asing merupakan kunci
utama untuk kesuksesan penatalaksanaan, maka penolong harus bisa membedakan
keadaan tersebut dengan pingsan, serangan jantung, kejang atau kondisi lainnya
yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan mendadak, sianosis atau penurunan
kesadaran.
Sumbatan yang disebabkan oleh benda asing bisa bersifat ringan atau berat,
bergantung dari seberapa besar sumbatan yang terjadi. Bila penolong menjumpai
penderita memberikan tanda-tanda sumbatan jalan napas yang berat, maka
pertolongan harus segera dilakukan. Tanda-tanda sumbatan jalan napas yang
terganggu antara lain pertukaran udara yang buruk serta diikuti dengan
kesulitan bernapas yang meningkat seperti batuk tanpa suara, sianosis atau
tidak bisa bicara. Kadangkala penderita memperagakan cekikan dilehernya. Apakah
dia tersedak? Bila penderita menjawab dengan anggukan berarti penderita
mengalami sumbatan jalan napas yang berat.
2. Penatalaksanaan sumbatan jalan napas oleh
benda asing pada dewasa
Yang harus diutamakan adalah
pengenalan terhadap gejala sumbatan berat oleh benda asing, karena tindakan
tersebut memerlukan penatalaksanaan segera untuk mencegah terjadinya kematian.
a. Penatalaksanaan penderita tidak sadarkan
diri
· Segera aktifkan sistem layanan gawat
darurat, panggil bantuan
· Segera baringkan penderita, lakukan
kompresi 30 kali. Bila mulut penderita terbuka, segera periksa mulut penderita
apakah benda asing sudah bisa dikeluarkan atau belum. Bila belum bisa
dikeluarkan terus lakukan kompresi jantung. Kompresi ini bertujuan untuk
mengeluarkan benda asing yang menyumbat jalan napas dan tujuan sekundernya
untuk membantu sirkualsi.
· Teknik blind finger sweep tidak
direkomendasikan lagi untuk mengeluarkan benda asing pada sumbatan jalan napas.
Bila benda asing yang padat sudah bisa terlihat, maka benda asing boleh
dikeluarkan secara manual.
b. Penatalaksanaan penderita sadar
1) Sumbatan ringan
Bila penderitan masih bisa berbicara dan hanya mengalami sumbatan ringan,
maka penolong merangsang penderita untuk batuk tanpa melakukan tindakan dan
terus mengobservasi.
2) Sumbatan berat
Penolong bertanya kepada penderita, apa yang terjadi. Setelah yakin dengan
kondisi penderita selanjutnya penolong melaukan abdominal thrust dengan cara
sebagai berikut:
· Penolong berdiri di belakang penderita,
kemudian lingkarkan kedua lengan pada bagian atas abdomen
· Condongkan penderita ke depan, kepalkan
tangan penolong dan letakkan diantara umbilikus dan iga
· Raih kepalan tangan tersebut dengan lengan
yang lain dan tarik ke dalam dan atas secara mendadak sebanyak 5 kali. Bila
tersebut gagal, lakukan kembali 5 abdominal thrust berulang-ulang sampai
sumbatan berhasil dikeluarkan atau penderita tidak sadarkan diri.
3. Sumbatan jalan napas oleh benda asing pada
bayi dan anak
Panduan terbaru yang dikeluarkan American Heart Association tidak terdapat
perbedaan dengan panduan sebelumnya. Namun, pedoman yang dilakukan untuk dewasa
tidak bisa diterapkan pada bayi dan anak. Umumnya benda asing yang menyebabkan
sumbatan jalan napas pada anak adalah benda cair, diikuti benda asing yang
bersifat padat seperti kancing, mainan atau makanan padat.
Tanda anak bila mengalami sumbatan jalan napas adalah menangis sambil
diikuti refleks batuk untuk mengeluarkan benda asing tersebut. Batuk merupakan
refleks yang aman untuk mengeluarkan benda asing pada anak dibanding maneuver
yang lain.
4. Penatalaksanaan sumbatan jalan napas oleh
benda asing pada bayi dan anak
1)
Penatalaksanaan
pada penderita sadar
· Tindakan back blows bisa dilakukan untuk
bayi atau anak. Cara melakukannya sebagai berikut:
ü Posisikan bayi atau anak dengan posisi
kepala mengarah ke bawah supaya gaya gravitasi dapat membantu pengeluaran benda
asing
ü Penolong berlutut atau duduk, dapat
menopang bayi di pangkuannya dengan lebih aman saat melakukan tindakan
ü Untuk bayi, topang kepala dengan
menggunakan ibu jari di satu sisi rahang
dan rahang yang lain menggunakan satu atau dua jari dari tangan yang
sama. Jangan sampai menekan jaringan lunak dibawah rahang, karena akan menyebabkan
sumbatan jalan napas kembali. Sedangkan untuk anak berusia diatas 1 tahun,
kepala tidak perlu ditopang secara khsusus.
ü Lakukan 5 hentakan back blows secara kuat
dengan menggunakan telapak tangan di tengah punggung. Tujuan tindakan tersebut
untuk mengupayakan sumbatan benda asing terlepas setelah satu hentakan, bukan
karena akumulasi ke-5 hentakan
ü Bila gagal, dilakukan tindakan selanjutnya
yaitu chest thrust pada bayi dan abdominal thrust pada anak berusia diatas 1
tahun
· Tindakan chest thrust
ü Tindakan tersebut dilakukan dengan
memposisikan bayi dengan kepala di bawah dan posisi telentang. Tindakan ini
akan lebih aman bila penolong meletakkan punggung bayi di lengan yang bebas
serta menopang ubun-ubun dengan tangan
ü Topang peletakkan bayi pada lengan dengan
menggunakan bantuan paha penolong
ü Identifikasi daerah yang akan dilakukan
tekanan (bagian bawah sternum). Kemudian lakukan chest thrust. Tindakan ini
mirip dengan kompresi dada pada bantuan hidup dasar, namun lebih lambat dan
lebih menghentak sebanyak 5 kali. Bila benda asing belum keluar tindakan
diulang kembali dari awal
· Abdominal thrust
ü Tindakan ini dilakukan hanya untuk anak
yang berumur diatas 1 tahun. Cara melakukannya dengan berdiri atau berlutut di
belakang penderita. Letakkan lengan penolong dibawah lengan penderita serta
mengelilingi pinggangnya
ü Kepalkan tangan penolong serta letakkan
antara umbilikus dan strenum
ü Raih kepalan tersebut dengan tangan yang
lain serta hentakkan ke arah atas dan belakang (arah tubuh penderita)
ü Lakukan sebanyak 5 kali, serta pastikan
bahwa tindakan yang dilakukan tidak mengenai prosesus xyphoideus atau iga
bagian bawah. Bila benda sing tidak berhasil dikeluarkan maka tindakan tersebut
diulang kembali
ü Karena risiko trauma yang terjadi, setiap
penderita yang dilakukan abdominal thrust harus diperiksa dokter
2)
Penatalaksanaan
pada penderita tidak sadarkan diri
Segera aktifkan sistem layanan gawat
darurat, berikan kompresi sebanyak 30 kali, tidak diperlukan untuk memeriksa
nadi, dilanjutkan dengan pemberian 2 napas bantuan. Usahakan untuk memeriksa
posisi benda asing setiap kali mulut penderita terbuka saat dilakukan kompresi.
Bila memungkinkan untuk dikeluarkan sebaiknya dikeluarkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar