Cara lain untuk mempertahankan jalan nafas bebas
yaitu dengan cara jalan nafas buatan (artificial airway) dimana alat dapat dimasukkan
melalui mulut atau hidung untuk menimbulkan adanya aliran udara antara lidah
dengan dinding faring bagian posterior
Alat bantu jalan nafas ini digunakan pada pasien
yang tidak sadar bila angkat kepala-angkat dagu tidak berhasil mempertahankan
jalan nafas atas terbuka.
Pipa orofaring digunakan untuk mempertahankan
jalan nafas dan menahan pangkal lidah agar tidak jatuh ke belakang yang dapat
menutup jalan napas terutama pada pasien-pasien tidak sadar.
Pada pasien yang masih ada refleks batuk atau
muntah tidak diindikasikan untuk pemasangan OPA
Ukuran Oral airway dewasa umumnya berukuran kecil (80
mm/Guedel No 3), medium (90 mm/Guedel no 4), dan besar (100 mm/Guedel no 5).
PEMASANGAN
Nasopharingeal
Airway (NPA)
Nasopharingeal Tube
1. Tidak seperti alat bantu jalan nafas
orofarings, alat bantu jalan nafas nasofarings dapat digunakan pada pasien yang
sadar atau setengah sadar, jadi yang masih mempunyai refleks batuk dan muntah.
2. Alat ini berbentuk pipa dari plastik yang
lembut dan tidak berbalon yang berfungsi sebagai jalan aliran udara antara
lubang hidung dan farings
3. Indikasi lain penggunaan NPA adalah bila
ditemui kesulitan pada penggunaan OPA seperti adanya trauma di sekitar mulut
atau trismus
4. Panjang nasal airway dapat
diperkirakan sebagai jarak antara lubang hidung ke lubang telinga, dan
kira-kira 2-4 cm lebih panjang dari oral airway. Disebabkan adanya
resiko epistaksis, nasal airway tidak boleh digunakan pada pasien yang
diberi antikoagulan atau anak dengan adenoid. Juga, nasal airway jangan
digunakan pada pasien dengan fraktur basis cranii. Setiap pipa yang dimasukkan
melalui hidung (nasal airway, pipa nasogastrik, pipa nasotrakheal) harus
dilubrikasi. Nasal airway lebih ditoleransi daripada oral airway
pada pasien dengan anestesi ringan.
Laringeal
Mask Airway (LMA)
1. LMA merupakan pipa yang ujungnya berbentuk
sungkup dengan balon yang bisa dikembangkan.
2. LMA dimasukkan ke dalam farings tanpa
laringoskop sampai terasa ada tahanan.
3. Adanya tahanan ini menunjukkan ujung
distal pipa sampai pada hipofarings dan balon segera dikembangkan sehingga
mendorong sungkup menutupi pembukaan trakea dan menjadikan tidak ada kebocoran
4. Pemberian ventilasi terjadi lewat lubang
yang ada pada bagian tengah sungkup LMA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar