Selasa, 19 Desember 2017

JALAN NAPAS BUATAN (Artificial Airways)



Cara lain untuk mempertahankan jalan nafas bebas yaitu dengan cara jalan nafas buatan (artificial  airway) dimana alat dapat dimasukkan melalui mulut atau hidung untuk menimbulkan adanya aliran udara antara lidah dengan dinding faring bagian posterior
Alat bantu jalan nafas ini digunakan pada pasien yang tidak sadar bila angkat kepala-angkat dagu tidak berhasil mempertahankan jalan nafas atas terbuka.
Pipa orofaring digunakan untuk mempertahankan jalan nafas dan menahan pangkal lidah agar tidak jatuh ke belakang yang dapat menutup jalan napas terutama pada pasien-pasien tidak sadar.
Pada pasien yang masih ada refleks batuk atau muntah tidak diindikasikan untuk pemasangan OPA
Ukuran Oral airway dewasa umumnya berukuran kecil (80 mm/Guedel No 3), medium (90 mm/Guedel no 4), dan besar (100 mm/Guedel no 5).
  


PEMASANGAN
Nasopharingeal Airway (NPA)

  
Nasopharingeal Tube


1. Tidak seperti alat bantu jalan nafas orofarings, alat bantu jalan nafas nasofarings dapat digunakan pada pasien yang sadar atau setengah sadar, jadi yang masih mempunyai refleks batuk dan muntah.
2. Alat ini berbentuk pipa dari plastik yang lembut dan tidak berbalon yang berfungsi sebagai jalan aliran udara antara lubang hidung dan farings
3. Indikasi lain penggunaan NPA adalah bila ditemui kesulitan pada penggunaan OPA seperti adanya trauma di sekitar mulut atau trismus
4. Panjang nasal airway dapat diperkirakan sebagai jarak antara lubang hidung ke lubang telinga, dan kira-kira 2-4 cm lebih panjang dari oral airway. Disebabkan adanya resiko epistaksis, nasal airway tidak boleh digunakan pada pasien yang diberi antikoagulan atau anak dengan adenoid. Juga, nasal airway jangan digunakan pada pasien dengan fraktur basis cranii. Setiap pipa yang dimasukkan melalui hidung (nasal airway, pipa nasogastrik, pipa nasotrakheal) harus dilubrikasi. Nasal airway lebih ditoleransi daripada oral airway pada pasien dengan anestesi ringan.
  


Laringeal Mask Airway (LMA)


1. LMA merupakan pipa yang ujungnya berbentuk sungkup dengan balon yang bisa dikembangkan.
2. LMA dimasukkan ke dalam farings tanpa laringoskop sampai terasa ada tahanan.
3. Adanya tahanan ini menunjukkan ujung distal pipa sampai pada hipofarings dan balon segera dikembangkan sehingga mendorong sungkup menutupi pembukaan trakea dan menjadikan tidak ada kebocoran
4. Pemberian ventilasi terjadi lewat lubang yang ada pada bagian tengah sungkup LMA 


 








Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LATIHAN SOAL KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

Bismillah Assalaamualaikum Warohmatullohi Wabarakatuh. Jadi Ingat Peribahasa dari Bahasa Sunda yang bunyinya "Cikaracak Ninggang Batu L...