Selasa, 09 Januari 2018

PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI UNTUK ANALISA GAS DARAH



1.    Definisi
Pengambilan darah arteri merupakan suatu tindakan untuk mengambil darah arteri untuk pemeriksaan analisa gas darah. Arteri yaitu pembuluh darah yang berasal dari ventrikel kiri jantung yang berdinidng tebal dan kaku. Analisa gas darah arterial merupakan salah satu uji yang umum dilakukan pada pasien kritis dan merupakan keterampilan yang esensial untuk semua praktisi tenaga kesehatan. Pemeriksaan ini menyediakan informasi yang berharga mengenai fungsi pernapasan dan keadaan metabolik pasien (Jevon P & Ewens B, 2007).
2.    Tujuan
Tujuan dilakukan analisa gas darah adalah untuk mengetahui:
a.    pH darah
b.    Tekanan parsial Karbon dioksida (PCO2)
c.  Bikarbonat HCO3-)
d.   Base excess/deficit (BE)
e.   Tekanan Oksigen (PO2)
f.     Saturasi Oksigen (SO2)



3.    Indikasi, meliputi :
a.    Pasien dengan masalah pernapasan
b.    Pasien dengan pemasangan ventilasi mekanis
c.    Disfungsi jantung yang terkait penurunan curah jantung
d.   Kondisi syok
4.    Kontra indikasi :
a.    Hemofilia
b.    Trombosit rendah
c.    Fibrinolisis sistemik, seperti pada terapi trombolitik merupakan keadaan kontraindikasi relatif.
5.    Prosedur
a.    Alat
·      Spuit 5 ml
·      Botol heparin 10 ml
·      Jarum nomor 22 atau 25 (bevel pendek)
·      Penutup udara dari karet
·      Kapas alkohol
·      Wadah berisi es (waskom atau kantung plastik)
·      Beri label untuk menulis status klinis pasien yang meliputi :
ü Nama, tanggal dan waktu
ü Apakah menerima O2 dan bila ya berapa banyak dan dengan rute apa
ü suhu
b.    Persiapan
·      Cek catatan medik, meliputi:
Alasan pengambilan spesimen darah. Rasional mengidentifikasi tipe darah yang dibutuhkan dan bagaimana mengumpulkannya.
- Riwayat faktor risiko perdarahan: terapi antikoagulan, gangguan perdarahan,  jumlah  trombosit  yang  rendah.  Rasional  mengingatkan untuk menyiapkan peralatan tambahan untuk penekanan pada daerah penusukan setelah dilakukannya tindakan.
- Faktor kontra indikasi dilakukan penusukan pada arteri atau vena : infus intra vena atau keadaan setelah radikal mastektomi. Rasional mengidentifikasi daerah yang ddak dapat digunakan sebagai tempat dilakukannya prosedur tindakan.
·      Siapkan formulir laboratorium
·      Untuk pengambilan darah arteri : siapkan spuit aspirasi 0,5 ml heparin dengan perbandingan 1: 1000 unit/ml dari vial; Kemudian lakukan usaha agar  heparin menyentuh semua dinding bagian dalam spuit.  Rasional mencegah pembekuan darah. Ini perlu untuk keakuratan analisa darah.
·      Cuci tangan
c.    Pelaksanaan
·      Beri salam, panggil pasien dengan namanya.
·      Jelaskan tujuan, prosedur dan lama tindakan yang akan dilakukan kepada klien.  Rasional  memberikan  informasi  pada  klien.  Penjelasan  pada pasien tantang tujuan dari test ini dan pemberitahuan bahwa tindakan ini dapat merimbukan rasa sakit nyeri. (catatan : beberapa institusi mengijinkan diberikan anastesi di area penusukan dengan 1% lidocaine (Xilocaine) akan mempersiapkan diri pasien, atau pada bayi dioleskan anestesi semprot/salep.
·      Beri kesempatan pada klien untuk bertanya.
·      Menanyakan keluhan utarna klien.
·      Memulai tindakan dengan cara yang baik.
·      Jaga privacy klien.
·      Dekatkan peralatan pada klien.
·      Atur posisi klien agar nyaman.
·      Identifikasi tempat penusukan.
·      Posisikan klien dengan lengan ekstensi dan telapak tangan menghadap ke atas.
·      Letakkan pengalas.
·      Pakai sarung tangan.
·      Palpasi arteri radial dan brakial dengan jari tangan. Tentukan daerah pulsasi maksimal. Rasional mengidentifikasi dimana letak arteri yang paling dekat dengan permukaan kulit.
·       Lakukan  test  Allen.  Rasional  untuk  mengkaji  keadekuatan  sirkulasi kolateral pada arteri ulnaris. Sirkulasi kolateral ini penting bila arteri radialis terobstruksi oteh trombus setelah dilakukan tindakan penusukan. Untuk melakukan test Allen, lakukan penekanan pada kedua denyutan radialis dan ulnaris dari salah satu pergelangan tangan pasien sampai denyutannya hilang. Tangan menjadi pucat karena kurangnya sirkulasi ke tangan. Lepaskan tekanan pada arteri ulnaris. Jika tangan kembali normal dengan cepat (tangan akan kemerahan dalam 10 detik), hasil test dinyatakan   negatif   dan   penusukan   arteri   dapat   dilakukan   pada pergelangan tangan tersebut.  Jika setelah dilakukan pelepasan tekanan pada  arteri  ulnaris tangan  tetap  pucat,  artinya  sirkulasi  ulnaris tidak adekuat.  Hasil test dinyatakan positif dan pergelangan tangan yang lain harus  di-test.  Bila  hasil  test  pada  kedua  pergelangan  tangan  adalah positif, arteri femoralis harus dieksplorasi
·      Pergelangan tangan dihiperekstensikan dan tangan di rotasi ke luar
ü Penting sekali untuk melakukan hiperekstensi pergelangan tangan, biasanya menggunakan gulungan handuk untuk melakukan ini
ü  Untuk pungsi arteri brakhialis siku di hiperekstensikan setelah meletakkan handuk dibawah siku
·      Arteri radialis atau brakhilais dilokalisasi dengan palpasi dengan jari tengah dan jari telunjuk, dan titik maksimum denyut ditemukan. Bersihkan tempat tersebut dengan kapas alkohol
    
Gambar a. Dengan arteri line                    gambar b. Tanpa arteri line
·      Jarum dimasukkan dengan perlahan ke dalam area yang mempunyai pulsasi penuh. Ini akan paling mudah dengan memasukkan jarum dan spuit kurang lebih 45-90 derajat terhadap kulit
·      Seringkali jarum masuk menembus pembuluh arteri dan hanya dengan jarum ditarik perlahan darah akan masuk ke spuit
·      Indikasi satu-satunya bahwa darah tersebut darah arteri adalah adanya pemompaan darah ke dalam spuit dengan kekuatannya sendiri. Bila kita harus mengaspirasi darah dengan menarik plunger spuit. Ini kadang-kadang diperlukan pada spuit plastik yang terlalu keras sehingga tak mungkin darah tersebut positif dari arteri. Hasil gas darah tidak memungkinkan kita untuk menentukan apakah darah dari arteri atau dari vena.
·      Setelah darah 5 ml diambil, jarum dilepaskan dan petugas yang lain menekan area yang dipungsi selama sedikitnya 5 menit (10 menit untuk pasien yang mendapat antikoagulan)
·      Gelembung udara harus dibuang keluar spuit. Lepaskan jarum dan tempatkan penutup udara pada spuit. Putar spuit diantara telapak tangan untuk mencampurkan heparin
·      Spuit diberi label dan segera tempatkan dalam es atau air es kemudian bawa ke laboratorium
·      Bersihkan daerah penusukan dengan kapas alkohol.
·      Monitor tempat penusukan terhadap adanya perdarahan dengan melakukan inspeksi; Dan palpasi. Rasional mengidentifikasi hematoma atau perdarahan.
·      Lakukan balutan tekan (pressure dressing) jika perdarahan berlanjut.
·      Bereskan peralatan.
·      Lepaskan sarung tangan.
·      Evaluasi hasil yang dicapai (subyektif dan obyektif)
·      Beri reinforcement positif pada klien.
·      Mengakhiri pertemuan dengan baik.
·      Cuci tangan.
·      Dokumentasi. Dokumentasikan tindakan yang sudah dilakukan, Yang perlu didokumentasikan meliputi:
       Waktu dilakukannya prosedur.
       Jenis pemeriksaan yang dilakukan
       Keadaan kulit (kemerahan, perdarahan benebihan)
·      Catatan :
ü Bila saturasi O2 juga diukur, ini memberikan pencocokan-silang untuk keakuratan PO2  (gunakan PO2 dan pH untuk menghitung saturasi oksigen pada aturan mikroskopik gas darah dan melihat apakah saturasi O yang dihitung ini sesuai dengan saturasi O yang diukur ditambah karbosihemoglobin)
ü Bila kandungan CO diukur, ini memberikan pencocokan-silang untuk keakuratan PCO2  (gunakan PCO2 dan pH untuk menghitung kandungan CO pada aturan mikroskopik gas darah dan melihat apakah kandungan CO yang dihitung ini sesuai dengan kandungan CO yang diukur)
ü Cara lain untuk meyakinkan keakuratan yaitu dengan melakukan tes duplikat ada dua penganalisa gas darah yang berbeda. Bila ada perbedaan dalam dua penentuan, tes harus dilakukan untuk ketiga kalinya
ü Teknisi melakukan analisa dan harus melaporkan adanya kecurigaan bahwa hasil tidak benar. Contoh :
Ø Bila spuit datang dengan ada gelembung udara
Ø Bila saturasi O yang dihitung dan saturasi O yang diukur tidak sesuai
Ø Bila kandungan CO yang dihitung dan kandungan CO yang diukur tidak sesuai

6.    Prinsip Agar Sampel Berkualitas Baik
·      Pengambilan sampel yang cukup
·      Penampungan dengan benar
·      Labeling
·      Transport segera
·      Penyimpanan
·      Pemeriksaan
7.    Komplikasi
·  Apabila jarum sampai menebus periosteum tulang akan menimbulkan nyeri
·  Perdarahan
·  Cedera syaraf
·  Spasme arteri
8.    Faktor-faktor yang berkontribusi pada nilai-nilai analisa gas darah yang abnormal
a.    Obat-obatan dapat meningkatkan pH darah: sodium bikarbonat
b.    Kegagalan untuk mengeluarkan semua udara dari spuit akan menyebabkan nilai PaCO2 yang rendah dan nilai PaO2 meningkat
c.    Obat-obatan   yang   dapat   meningkatkan  PaCO2:   aldosterone, ethacrynic acid,  hydrocortisone, metolazone, prednisone, sodium bicarbonate, thiazides.
d.   Obat-obatan yang dapat menurunkan PaCO2: acetazolamide, dimercaprol, methicillin sodium, nitrofurantoin, tetracycline, triamterene.
e.    Obat-obatan yang  dapat  meningkatkan  HCO3-:  alkaline  salts, diuretics
f.     Obat-obatan yang dapat menurunkan HCO3-: acid salts.
g.    Saturasi oksigen dipengaruhi oteh tekanan parsial oksigen dalam darah, suhu tubuh, pH darah, dan struktur hemoglobin
9.    Interpretasi hasil AGD
a.    Mengukur oksigen darah
·      Pengukuran oksigenasi pada analisa gas darah arteri adalah dengan mengevaluasi PaO2   dan SaO2
·      nilai PaO2 normal  adalah 80 – 100 mmhg dan SaO2  normal adalah  93% - 97 %
·      Nilai PaO2 yang rendah di sebut hipoksemia


b.    Mengukur pH darah
·      pH adalah ukuran  konsentrasi ion hidrogen dalam darah dan memberi informasi tentang tingkat asam - basa darah  pH normal  - 7.35 - 7.45
·        jika pH < 7.35  disebut asidemia ( kondisi darah terlalu asam ) acidosis adalah kondisi yang menyebabkan asidemia
·      Jika pH >  7.45 disebut alkalemia ( kondisi darah terlalu basa ) alkalosis adalah kondisi yang menyebabkan alkalemia 
c.    Mengukur karbondioksida darah
·      PaCO2  adalah tekanan atau tegangan yang di timbulkan oleh gas karbondioksida dalam darah arteri
·      PaCO2  adalah produk hasil metabolisme selular
·      Kadar PaCO2  diatur oleh fungsi ventilator paru
·      Nilai  PaCO2 :  - 35-45 mmHg
·      Jika pasien mengalami hipoventilasi PaCO2 akan terakumulasi dan melebihi ambang 45 mmhg  dan menyebabkan acidosis respiratorik
·      Sebaliknya jika hiperventilasi PaCO2 akan turun di bawah 35 mmhg dan menyebabkan alkalosis respiratorik
d.   Mengukur bikarbonat darah
·      HCO3 -  adalah jenis basa utama dalam serum ,membantu tubuh mengatur pH dengan kemampuanya menerima ion hidrogen
·      Konsentrasi HCO3 -  diatur oleh ginjal sebagai regulasi proses metabolik
·      Nilai normal  HCO3 -  adalah 22-26 mEq/L
·      Jika kadar HCO3 -  <22 mEq/ L  akan terjadi acidosis metabolik
·      Jika kadar HCO3 -  > 26 mEq/ L  akan terjadi alkalosis  metabolik

DAFTAR PUSTAKA

Jevon, P. and B. Ewens (2008). Pemantauan Pasien Kritis. Jakarta, Erlangga Medical Series.

Morton P, Fontaine D, Hudak C, Gallo B. (2012). Keperawatan Kritis Pendekatan Asuhan Holistik. Jakarta. EGC

Stillwell S. (2011). Pedoman Keperawatan Kritis. Jakarta. EGC
Rocktaeschel J, Morimatsu H,  Uchino S,et all .(2003). Acid Base Status of Critically Ill Patients based on Stewart Methode. Criticall Care Journal. Volume 7

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LATIHAN SOAL KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

Bismillah Assalaamualaikum Warohmatullohi Wabarakatuh. Jadi Ingat Peribahasa dari Bahasa Sunda yang bunyinya "Cikaracak Ninggang Batu L...